Sabtu, 3 Disember 2011

GLOBALISASI DALAM AGAMA HINDU


Materialisme
kebanyakkan budaya-budaya yang menjadi ikutan masyarakat dunia ialah gaya hidup dan cara tingkah laku barat, terutamanya Amerika.
Multikultualisme baru ini mengharapkan setiap orang mengejar kesejahteraan dan teknologi dan mengikuti pedoman gaya hidup dari media Barat. Mereka tidak memperdulikan spiritual atau penghormatan atas moksa atau pembebasan dari dunia material ini. Mereka cukup bahagia dalam dunia material dan hanya mencari cara-cara baru untuk menikmatinya dengan lebih baik. 
Namun justeru kejayaan dari meterialisme ini menyebabkan banyak orang di Barat mulai mempertanyakannya dan melihat kepada cara hidup yang lebih spiritual. Ini telah membawa mereka melihat ke Timur dan India khususnya, mencari yoga dan meditasi, yang secara perlahan-lahan menjadi popular di Barat. 

Globalisasi agama Hindu dalam tataran Spiritual 
Globalisasi Hindu Dharma pada tingkat spiritual telah terjadi pada waktu dahulu, ditarik ke belakang paling tidak pada Ramakrishna pada akhir abad yang lalu. Sesungguhnya guru-guru Hindu modern merupakan pelapor utama dari suatu spiritualitas universal baru, yang bersifat global. Mereka tidak diajar sekadar sebagai orang Hindu, atau melawan agama-agama lain, tapi sebagai mencari satu pendekatan spiritual yang mensintesakan hal-hal terbaik dari upaya manusia di bawah pengertian bahawa kemanusiaan adalah satu keluarga dan semua warisan spiritual manusia menjadi milik setiap orang dari kita. 
Guru-guru Hindu modern telah mencuba dalam satu cara pluralistik, global dan mulikultural untuk mengambil apa yang terbaik dalam semua agama dan menghormati kebenaran dimanapun ia terjadi. Mereka telah membentuk diri mereka lebih daripada guru-guru universal dan pengajaran mereka mengenai Yoga dan Vedanta sebagai jalan universal untuk melihat diri mereka sebagai Hindu sektarian. Beberapa daripada mereka telah dianggap sebagai avatara dari agama global atau planetary baru di luar afiliasi suatu agama, bahkan juga afiliasi dengan Sanatana Dharma. Pandangan ini telah memberikan guru-guru Hindu cukup popular di Barat dan beberapa pengikut dari mahasiswa Barat, bahkan oleh mereka yang tidak menjadi Hindu atau mereka yang tetap menjaga keyakinan agama mereka sendiri. 

Di samping itu, Hollywood juga tertarik pada Yoga dan Buddhisme. Hal ini menunjukkan bahawa pengaruh media tidak selalu melawan pengetahuan mengenai tradisi India. New Age dan kecendrungan budaya-tandingan (counterculture) di Barat membawa ketertarikan yang kuat ke dalam agama-agama Timur, termasuk pelbagai guru-guru Hindu dan ajarannya. Bhajan Hindu mulai popular dalam lingkaran musik pop di Amerika.


Tantangan Globalisasi Terhadap Hindu.
Budaya dan spiritualitas Hindu telah mempunyai ramai pengaruhnya dan tersebar di dalam arena global masa kini. Pengaruh media global telah menyebabkan prasangka terhadap golongan hindu. Hal ini demikian kerana mereka umpama imigran di barat malah di Negara mereka sendiri iaitu India. Bagi mereka globalisasi masih berarti satu agama untuk semua orang dan akhir dari tradisi-tradisi agama yang berbeza dari agama mereka sendiri. Sementara hanya sekitar satu per lima dari orang Amerika yang fundamentalis dan sementara budaya Amerika yang sangat dominan menganggap mereka terbelakang, mereka masih tetap dapat memobilisasi sumber dana yang besar untuk membiayai kehidupan mereka di luar negeri.

Jawaban Hindu terhadap Globalisasi.
 Agama Hindu cenderung melihat ke dalam (otherwordly) dan tidak beraksi cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini. Agama Hindu juga tidak terorganisasi dengan baik secara sosial mahupun intelektual untuk menangani isu-isu semacam itu dalam cara yang baik. Beberapa orang Hindu berfikir bahawa mereka tidak perlu menjawab globalisasi selain daripada meneruskan praktek-praktek spiritual mereka. Akan tetapi ketika mereka melihat anak-anak mereka mengamalkan budaya komersial Barat atau berubah kepada keyakinan agama Barat yang kasar dan pemarah mereka sering mengalami kebangkitan kasar. 
Respon yang paling nyata adalah tehadap gerakan evangelikal (pengkristenan) global. Gerakan seperti Vishva Hindu Parishad (VHP), atau modelnya yang lebih tua, Arya Samaj, telah bangkit untuk mengkounter arus itu, membantu mengkonversikan kembali orang-orang Hindu yang telah mengikuti agama lain. Namun bergitu, mereka juga mendapat tentangan terhadap golongan hindu yang memeluk agama lain. Hal ini demikian kerana, golongan ini berpendapat bahawa apa-apa agama yang di anuti mestilah mengajar perkara-perkara yang baik.
Kesimpulannya, globalisasi umpama tsunami yang melanda di dunia ini. Hal ini demikian kerana dalam soal agama pun telah di ubah mengikut kesesuaian dengan peredaran masa. Oleh itu, terdapat, golongan yang agama yang menentang globalisasi ini disebabkan memeberi kesan yang buruk terhadap agama dan golongan muda yang mudah terpengaruh dengan ikutan gaya barat.
            Oleh itu saya berpendapat bahawa globalisasi ini hanya member kesan yang negatif dalam soal agama. Hal ini demikian kerana globalisasi membenarkan sesuatu yang terlarang asalkan perkara tersebut bersesuaian dengan masa sekarang. 

0 ulasan:

Catat Ulasan